Selasa, 16 Desember 2008

Skateboard, Butuh Nyali Gede

Skateboard, Butuh Nyali Gede
Senin, 19 Mei 2008

Butuh nyali gede saat meluncur di mini ramp (lintasan skateboard setengah lingkaran) bagi orang kebanyakan. “Nyali aja ga cukup butuh stamina dan tulang yang kuat,” aku Absar, salah seorang komunitas skater Kota Padang pada Metro Xpresi, di kawasan jalan Karia, kemarin. Organisai yang menaungi komunitas Skater Padang memang belum terbentuk. Tapi, hampir setiap hari, kalangan pencinta olahraga ekstrim tersebut kerab menguji adrenalin mereka di beberapa tempat di Kota Padang.
Sebut saja di kawasan Karia, satu mini ramp, box, dan piramid, berdiri kokoh di simpang lima jalan tersebut. Di Gor H Agus Salim, sekelompok anak muda juga tengah asik melahap lintasan street course yang dirancang sedemikian rupa oleh para Rider. Sebelah rumah makan Tanpa Nama, komunitas Rider (para skater) juga terlihat melakukan aksi-aksi berbahaya kategori street course. Menurut Absar, Skateboard di Kota Padang masih tergolong olahraga minoritas. Namun, bicara prestasi, para Rider asal Padang cukup disegani di tingkat nasional.

“Skater-skater Padang cukup disegani di tingkat nasional maupun Asia. Rino (Rider asal Padang) pernah menduduki perigkat 17 Asia,” aku Absar yang pernah menjadi juara III kejuaran Skateboard tingkat nasional di Samarinda kelas street. Dibanding olahraga lain, skateboarding terlihat agak sedikit unik. Bisa juga dibilang berselancar di aspal dan quarter (ramp dalam ukuran besar). Segi seninya pun kelihatan dari cara berpakaian para skater yang terbilang trendy. Dengan memanfaatkan papan dengan panjang 30—31 inci dan lebar 7—10 inci, olah raga ekstrim ini seperti memadukan unsur hoby, seni, dan alat transportasi.

“Kalo dibilang hoby, pastilah, karena butuh pengorbanan juga dong buat ngelakuinnya,” aku Absar yang pernah mengalami patah tangan saat melakukan aksi street course. Menurut Absar, buat nyobain olahraga skateboard, dibutuhkan ketekunan dan tentunya nyali yang gede. Absar sendiri ngaku baru empat tahun menggeluti olahraga yang masih tergolong minoritas di Tanah Air. Di negeri asalnya, skateboarding dikembangkan di era 70-an. Di Indonesia sendiri, olahraga tersebut mulai digemari para kalangan muda sekitar tahun 80-an dan pada tahun ’98 skateboard di pertandingan di Jakarta untuk skala lokal. Uniknya, olahraga ini tidak hanya dibagi dalam beberapa teknik baku semata. Sisi kreatifitas dari para Rider merupakan penilaian sendiri dalam suatu perlombaan. Hal tersebut menjadikan skateboard tergolong permainan yang penuh dengan manuver-manuver berbahaya yang memacu adrenalin dan terus berkembang. Karena alasan tersebut para Rider lebih suka mengidentikan olah raga tersebut sebagai ‘gaya’.

Lintasanya pun beragam, selain quarter, box, piramid, ramp, ada yang namanya check spot yang konsepnya lebih natural. “Check spot lebih ekstrim, biasanya manfaatin tangga, atau besi bulat pegangan tangga untuk meluncur, intinya lebih memanfaatkan alam,” aku Absar. Bicara prestasi, di tingkat nasional para Rider Padang patut diberi apresiasi. Gi mana sih dukungan terhadap eksistensi mereka? “Biasanya pake uang sendiri buat ikutin lomba. Kalo dah punya prestasi, ada sponsor yang bantu. Kemarin dah coba bikin proposal ke pemerintah, tapi ga ditanggepin,” aku para Rider Padang. Terus, apa alasan buat nekunin skateboard? “Selain hobi, olah raga ini bisa bikin enjoy,” aku Absar.

sumber http://www.posmetropadang.com/content/view/2136/461/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar